Nasrul Abid Angkat Bicara Anjloknya Harga Sawit TBS
Betrans,Pesisir Selatan,Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit angkat bicara masalah anjloknya harga
sawit TBS (Tan Buah Segar) yang melanda bebarapa daerah di Sumbar.
Menurut Nasrul, penyebabnya selian jumlah pabrik masih kurang, Kwalitas
TBS di Pesisir Selatan rendah sehingga rendaman juga rendah.
Agar harga sawit di Sumbar khusus di Pesisir Selatan, bisa stabil dan
menyesuaikan patokan harga yang telah ditetapkan sendiri oleh
pemerintah (Dinas Perkebunan) pengusaha GAPKI, Akpasindo dan LSM,
menurut Nasruk yang pernah 1 priode jadi Wabup Pessel dan 2 priode jadi
Bupati Pesisir Selatan ini menyarankan agar Pemerintah kabupaten di
Sumbar, yang merasa harga sawit anjlok khususnya Pemkab Pesisir Selatan
untuk memanggil pengusaha pemilik Pabrik.
"Pemkab bisa panggil semua pemilik kebun yg besar/ investor bicara
tentang harga/ menaikkan harga," demikian Wagub Sumbar menjawab
Pilarbangsanews.com lewat pesan singkatnya, baru saja diterima redaksi
siang ini.
Seperti yang diberitakan media ini harga sawit hasil prosuksi petani
swadaya dibeberapa daerah di Sumbar anjlok dikarenakan pabrik hanya
membeli Rp 1.110 s.d Rp 1.140 per kilogram TBS.
Disinyalir tindakan pemilik pabrik menurunkan harga seenak dewe akibat adanya persekongkolan jahat dengan pejaba
t didaerah, yang meminta setiap pabrik membeli sawit petani swadaya dikenakan kewajiban mengeluarkan fee tak.lebih dari 5%.
Di Dharmasraya pun dari komentar seorang nitizen mempertanyakan "yang 3
parsen bagaimana kabarnya" itu artinya bukan hanya di Pesisir tepi juga
terjadi di daerah kabupaten lain. Jika sinyalemen ini benar Wagub
Sumbar minta pihak berwajib untuk mengusutnya sampai tuntas.
"Kalau ada hal demikian usut tuntas diserahkan kpd pihak yg berwajib
setahu saya sy itu isu politik yg terus menerus digulirkan & isu ini
hanya ada di pessel yg tdk habis2 nya di daerah lain juga turun harga
sawit tapi tdk pernah menuduh para pejabat dpt setoran 5% dari pemilik
kebun," tulis Wagub dalam SMSnya.
Potensi lahan yang dapat digarap menjadi lahan sawit di Pesisir Selatan,
tidak lah begitu luas, namun saat investor pertama kali masuk ke
Pessel, investor benar benar dilayani sebaik mungkin sehingga Bupati
Pesisir Selatan waktu itu dijabat Darizal Basyir tak mampu meminta
plasma 20% dari luas kebun inti perusahaan. Akibatnya kini warga
disekitar perkebunan besar di daerah ini hanya menjadi petani perkebunan
swadaya.
Terkait masalah adanya kewajiban perusahaan menyediakan 20% dari luas
kebun intinya, Wagub menyatakan untuk kebun yang lama tidak mungkin lagi
dituntut.
"Namun jika ada investor baru yang akan menanamkan investasi disektor
kebun kelapa sawit ini, boleh diminta 30% malah bisa, tentu berdasarkan
hasil negosiasi," demikian Wagub Sumbar Nasrul Abit kepada
Pilarbangsanews.com (YY)