Lagi, Dua Pasang Lesbian Digrebek Satpol PP Dirumah Kos- Kosan
Betrans,Padang,Sat.Pal PP Kota Padang, selaku penegakan Perda, terutama menertibkan
pelaku melanggar aturan dan peraturan yang berlaku, dan maksiat serta
penyimpangan perlakuan seksual seperti LGBT bahkan Kota Padang terbanyak
pelakunya, sudah viral di Medsos.
Hal itu, membuat geram para pucuk pemimpin kota ini, terutama sekali
Walikota Padang, Mahyeldi, sehingga setiap hari kapan saja, Sat. Pol PP
akan terus melaksanakan tugas, menertibkan Perda, sehingga kota itu,
aman dan tertib dari segala perbuatan maksiat, terutama LGBT yang
bertentangan dengan ajaran Agama Islam.
Garak cepat dan cermat selalu dilkasanakan bila mendapat informasi dan
laporan dari masyarakat selalu menjadi perhatian khusus bagi kami dan
ditanggapi segera persoalan yang terjadi ditengah masyarakat.
Hal hasil, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Padang,
mengamankan pasangan Lesbian di sebuah rumah kos-kosan yang ada di Kota
Padang.
Dua pasangan Lesbian itu ditangkap Satpol PP di sebuah kos yang ada di
Jalan Banjir Kanal, Simpang Haru, Kecamatan Padang Timur dan di
Banuaran, Kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang.
Sebelumnya, Satpol PP Padang juga mengamankan 10 orang wanita lesbian.
Penangkapan wanita lesbian ini dikarenakan, maraknya laporan terkait
persoalan hubungan sejenis yang terjadi di Kota Padang.
Rata-rata diketahui, para pasangan sejenis ini banyak didominasi oleh remaja yang masih berumur belasan tahun.
Pelaksana Tugas (Plt) Satuan Polisi Pamong Praja Kota Padang, Yardison
mengatakan, Satpol PP beberapa hari belakangan ini berkomitmen melakukan
pemberantasan LGBT.
“Kita komitmen, bagaimana maksiat Di Kota Padang ini bisa diberantas,
salah satunya adalah LGBT yang saat ini lagi Boming di Kota Padang,”
kata Yardison.
Yardison mengatakan, hingga hari ini saja, sudah sebanyak 14 orang wanita yang diduga LGBT yang diamankan oleh Satpol PP.
Sebelumnya telah mengamankan 10 orang dan hari ini, Jumat 9 November 2018 didapati lagi empat orang.
“Mereka setelah di data, kemudian kita lansung mengirimkan ke Dinas
Sosial. Disana mereka akan mendapatkan pembinaan,” ujar Yardison.
Salah seorang wanita berinisial E menolak jika mereka adalah LGBT. Ia
beralasan, datang ke kos-kosan temannya itu hanya untuk bertamu.
“Saya tidak LGBT, hubungan kami hanya sebatas teman, tidak ada hubungan
spesial diantara kami, saya datang kesana toh cuman untuk bertamu,”
ujarnya.(rl/tf)