Transportasi Massal, "Trans Padang" Nyaman dan Lapang
Terbukti, sejak tahun 2015 lalu, Pemerintah Kota Padang menghadirkan
bus "Trans Padang". Kehadirannya di tengah masyarakat semakin menjawab
kebutuhan masyarakat saat ini. Bus yang besar, nyaman dan lapang menjadi
pilihan masyarakat dibanding alat transportasi lain.
Di awal kemunculannya, sebanyak 10 bus "Trans Padang" mengitari koridor
yang ada. Di masa itu, memang cukup banyak terjadi penolakan dari
pemilik angkutan kota maupun bus kota. Mereka merasa terpinggirkan. Akan
tetapi, di tengah derasnya terpaan penolakan dari "kompetitor" lain,
"Trans Padang" mampu menjawabnya dengan lonjakan penumpang yang terus
bertambah setiap harinya.
"Kama pai taraso sanang sajak ado 'Trans Padang'," kata Ida, seorang warga asal Tabing.
Bus "Trans Padang" memang terbilang nyaman. Penumpang tak perlu
berdesak-desakan. Bus yang besar dan lapang, ditambah lagi dengan adanya
pendingin udara (AC), membuat warga lebih memilih transportasi ini.
"Trans Padang" juga ramah lalulintas. Bus ini tidak menjadi penyumbang
kemacetan. Sebab, bus tersebut hanya berhenti di halte yang telah
ditetapkan.
"Karcisnyo pun murah, Rp 3.500,-, indak lo ado tukang copet," celetuk Armen, warga lain.
Pada hari pertama beroperasi di tahun 2015 silam, bus bantuan
pemerintah pusat ini menunjukkan tren positif. Rata-rata penumpang dalam
sehari mampu mencapai angka 1000 hingga 2000 penumpang. Angka ini terus
konstan.
"Waktu itu, hanya seribu hingga dua ribu penumpang
perhari, akan tetapi akhir-akhir ini sudah mencapai enamribu penumpang,"
ujar mantan Kepala Dinas Perhubungan Kota Padang Rudy Rinaldy yang kini
menjabat Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(DPMPTSP).
Sebenarnya, transportasi massal seperti "Trans
Padang" ini sudah dirancang sejak 2005 silam. Namun sempat terhenti.
Rencana ini kembali mencuat ke permukaan setelah adanya program bantuan
transportasi massal dari pemerintah pusat. Itu sebabnya, Padang mendapat
bantuan 10 bus ketika itu, dan terus bertambah hingga saat ini.
Rudy memaparkan, biaya operasional "Trans Padang" di tahun pertama
beroperasi mencapai Rp 9 milyar setahun. Sedangkan pendapatan pertahun
dari "Trans Padang" hanya Rp 4 milyar. Meski mengalami kerugian, akan
tetapi Pemko Padang mensubsidi rakyat dalam bentuk ongkos rendah.(Hms)