Lombok Timur Dihantam Gempa Bumi, Dua Orang Meninggal, 44 Luka Berat, Ratusan Rumah Porak Poranda
Gempa bumi tektonik kembali mengguncang Lombok Timur. Gempa dengan
kekuatan M 5,4 berpusat di darat pada 20 km arah utara Kota Selong
Kabupaten Lombok Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 19 km
pada 17/3/2019 pukul 14.07 WIB. Selang dua menit kemudian pada pukul
14.09.19 WIB terjadi gempabumi susulan dengan M=5,1 dengan kedalaman 10
km.
BMKG mencatat gempabumi ini termasuk dalam klasifikasi gempabumi dangkal
akibat aktivitas sesar lokal di sekitar Gunung Rinjani. Hasil analisis
mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini dipicu oleh penyesaran
turun (normal fault).
Gempa dirasakan kuat selama 2-5 detik di Lombok Timur. Masyarakat panik
dan berhamburan ke luar rumah. Beberapa bangunan ada yang roboh dan
rusak.
Kepala BNPB Pusat Doni Monardo kepada Mimbar Sumbar mengatakan,
berdasarkan pendataan yang dilakukan BPBD Lombok Timur dan BPBD Provinsi
NTB, dampak gempa telah menyebabkan 2 orang meninggal dunia, 44 orang
luka-luka, 32 unit rumah roboh dan 499 unit rumah rusak sedang dan rusak
ringan.
“Dua orang meninggal dunia adalah wisatawan asal Malaysia yang tertimpa
material longsoran akibat adanya gempa di kawasan Air Terjun Tiu Kelep,
Kabupaten Lombok Utara yang berada di bawah kaki Gunung Rinjani. Satu
korban meninggal sudah diidentifikasi atas nama Tommy (14 tahun) warga
Malaysia, sedangkan yang satunya belum dapat diindentifikasi,” ungkap
Doni.
Ditambahkan, korban luka-luka sebanyak 44 orang dimana 36 orang warga
Indonesia dan 8 orang WNA Malaysia. Sebagian besar korban luka-luka
karena tertimpa bangunan yang roboh atau rusak akibat diguncang gempa.
“Sebanyak 36 wisatawan (22 wisatawan dari Malaysia dan 14 wisatawan
nusantara) telah berhasil dievakuasi dari kawasan Air Terjun Tiu Kelep
di Lombok Utara. Selain itu sekitar 50 orang berhasil dievakuasi dari
Pos 2 ke Pos 3 di Gunung Rinjani dalam kondisi aman.
Mereka adalah tim survai jalur pendakian Gunung Rinjani yang berasal
dari TNGR, BPBD NTB, Geopark, Porter, PVMBG, Orplas, TO, TNI, dan
Polri,” jelas Doni yang didampingi Kepala Pusat Data Informasi dan Humas
BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.
Ditambahkan Sutopo, Penanganan darurat masih dilakukan. BPBD
berkoordinasi dengam berbagai pihak seperti TNI, Polri, BMKG, Basarnas,
SKPD, Tagana, relawan dan lainnya. Tim Reaksi Cepat BPBD melakukan kaji
cepat dan pendataan dampak gempa.
“BPBD NTB telah mengirimkan bantuan berupa makanan siap saji, terpal,
lauk pauk, matras, mie instan dan telor. Pendataan terus dilakukan,”
ucap Sutopo. (son.de)