Titiek Soeharto, "Krisis 1998 Jangan Terulang"
Betrans,Cilegon,Ketua Dewan Pertimbangan Partai Berkarya Siti Hediati Hariyadi alias
Titiek Soeharto memperingatkan Pemerintah agar pelemahan nilai tukar
rupiah tak sampai membuat krisis seperti kondisi 1998.
"Kami prihatin, jangan sampai krisis ekonomi 1998 bisa terjadi lagi saat
ini. Pemerintah diharapkan bisa menangani ini dengan baik," kata dia
saat ditemui di Cilegon, Banten, usai memberikan pelatihan kepada calon
anggota legislatif (caleg) Partai Berkarya Banten, Selasa (11/9).
Menurut Titiek, yang juga putri Presiden kedua RI Soeharto, hal itu
berpeluang terjadi jika pelemahan rupiah saat ini tidak ditangani secara
serius.
Dia juga bercerita banyak pengusaha mengeluhkan kenaikan dolar. Tak
hanya itu, pelaku usaha sektor UMKM pun merasakan dampak negatifnya.
"Kalau kita lihat dunia usaha, pengusaha kecil sudah mengeluh. Bukan
pribumi saja, tapi semuanya sudah mengeluh. Ini hanya bom waktu, bisa
meledak kapan saja," terangnya.
Pemerintahan Jokowi, kata Titiek, harus segera merespon keresahan di
masyarakat dan memeprkuat kembali nilai tukar rupiah terhadap dolar
Amerika.
"Setiap masyarakat komplain, seolah-olah pemerintah, menteri keuangan,
mengatakan [kondisi] ini biasa-biasa saja. Kita sudah mengalami dulu,
bahwa tidak jauh berbeda dengan sekarang. Sambutan pemerintah setengah
hati,"jelasnya.
Titiek pun meminta pejabat pemerintah yang memiliki simpanan dolar AS
untuk melepas ke pasaran untuk membantu pemerintah menekan pelemahan
nilai tukar rupiah kepada dollar.
"Baru Pak Sandi [Sandiaga Uno] saja yang melakukannya," klaim dia.
Diketahui, krisis ekonomi sempat terjadi di Indonesia pada 1997 hingga
1998. Pemerintah Soeharto saat itu tak mampu mengatasi anjloknya rupiah
meski sudah dibantu IMF. Hal itu memicu demonstrasi akbar yang
melengserkan ayah Titiek dari kursi Presiden.
Sumber : CNN Indonesia