Breaking News

Ketua DPRD Sumbar: Masih Banyak Masyarakat Belum Tahu Hari Jadi Sumbar



Bertrans.com Sumbar — Ketua DPRD Provinsi Sumbar Supardimengatakan, masih banyak masyarakat Sumbar yang belum tahu Hari Jadi Provinsi Sumbat jatuh pada 1 Oktober 1945.

Oleh karena itu, semua pemangku kepentingan daerah diimbau untuk dapat menyosialisasikan dan memasyarakatkan kepada seluruh elemen masyarakat sehubungan dengan peringatan tersebut.

“Kita berharap timbul rasa memiliki dan rasa kebanggaan terhadap Provinsi Sumbar yang kita cintai dan banggakan,” ujar Supardi, saat rapat paripurna istimewa DPRD Sumbar dalam rangka peringatan HUT Provinsi Sumbar ke-75 tahun 2020, Kamis (1/10).

Menurut Supardi, belum banyak masyakarat terlibat, termasuk pemerintah daerah/kota di Sumbar. Untuk peringatan hari jadi Provinsi Sumbar yang akan datang, harus lebih istimewa dan rapat diikuti seluruh lapisan masyarakat.

“Momentum menetapkan 1 Oktober 1945 sebagai titik tolak Hari Jadi Provinsi Sumbar adalah rapat KNID-SB memutuskan untuk kembali keresidenan Sumatera Barat dan sekaligus pengambilan kekuasaan keresidenan dari tentara Jepang oleh pemuda- pemudi dimotori M. Syafei, dr. M.Jamil dan Rasuna Said,” ujar Supardi

Beranjak ke Sumbar kini, disampaikan Supardi bahwa PDRB perkapita Sumbat tahun 2018 mencapai Rp42,57 jt dan IPM tahun 2018 posisi 71,73 berada di atas rata-rata nasional.

“Percepatan pembangunan daerah dengan provinsi tetangga, kita masih jauh tertinggal. Di samping letak geografis di pantai barat pulau Sumatera kurang mendukung, mulai kualitas tenaga kerja, daya saing ekonomi dan permasalahan ulayat menjadi hambatan proses investasi,” ujar Supardi.

Kemudian dijelaskan Supardi, ABS-SBK menjadi filosofi dan nilai- nilai Minangkabau tidak dipungkiri mengalami degradasi dan perkembangan kondisi terjadi saat ini.

“Tantangan ke depan pembangunan daerah untuk menyejahterakan masyarakat Sumbar tidak lah mudah. Perkembangan global, era perdagangan bebas, kemajuan teknologi dan informasi di samping peluang dan tantangan sekaligus ancaman pembangunan daerah,” ujarnya.

Lanjut Supardi, munculnya wabah pandemi Covid-19 tantangan dihadapi menjadi sulit dan komplek. Ketidaksiapan daerah akan menjadikan Sumbar tertinggal jauh dari perkembangan peradaban.

“Kemana Sumbar akan kita bawa di tengah perkembangaan global, regional dan nasional, kita harus mengetahui positioning kita saat ini berada,” ujar Supardi.

Dikatakan Supardi, sejauh mana filosofi dan nilai- nilai adat ABS-SBK dapat bertahan dan dapat menyesuaikan perkembangan terjadi.

“Untuk menjawab, kita hadirkan dua pembicara mantan Menteri Dalam Negeri dan Gubernur Sumbar,Gamawan Fauzi dan sejarawan Minangkabau, Yulizal Yunus, karena kita dihadapkan pandemi yang tidak merusak sendi kesehatan masyarakat, ekonomi, pendidikan, sosial budaya. Apa yang salah, sedang dan akan kita lakukan menghadapi kondisi dan tantangan ke depan,” ujar Supardi, yang merupakan politisi Partai Gerindra ini.

Adapun penganugerahan bidang kebudayaan kepada 4 penerima kategori komunitas diwakili paguyuban Tionghoa Padang, kategori pencipta, pelopor dan pembaru diberikan kepadab Alm.Ibenzani Usman, ketegori pelestari diberikan kepada Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib dan kategori maestro diberikan kepadaSyofyani Yusaf.

“Kami meminta kepada Pemerintah Kabupaten/Kota, BUMN, pelaku ekonomi dan pihak lainnya untuk dapat memberikan penganugerahan kepada masyarakat telah memberikan jasa dan pengabdiaanya untuk kemajuan daerah dan masyarakat Sumbar” ujar Supardi.

PT. Transisi Inter Media, Mengucapkan: Selamat datang di Website Beritatransisi.com, Terima kasih telah berkunjung di Website kami.. Semoga anda senang!! Tertanda Pemred: Edison Effendi